Naiknya permukaan air laut, frekuensi badai yang semakin sering dengan kekuatan yang terus berlipat ganda, banjir dan kekeringan merupakan sebagian kecil dari dampak pemanasan suhu bumi.
Beruntunglah, para ilmuwan sudah memulai berbagai riset untuk membuat hunian yang aman dan nyaman di tengah hempasan bencana yang akan semakin sering melanda bumi. Beberapa diantaranya sudah berdiri dan tahan diterpa berbagai bencana salah satunya badai Katrina. Walau interior rumah ini porak poranda namun strukturnya tetap berdiri kokoh.
Bagi warga Amerika Serikat, bencana yang paling banyak menerpa adalah badai, topan, dan tornado. Sehingga struktur yang kokoh terhadap badai menjadi prioritas warga dalam membangun rumah mereka. Maka tak heran, rumah berbentuk kubah ini yang disebut juga rumah do-it-yourself karena bisa dibangun sendiri dengan panduan dari buku petunjuk, laku keras.
Berbeda dengan di Belanda, dimana bencana banjir menjadi perhatian utama warganya. Rumah yang bisa mengapung menjadi pilihan utama. Koen Olthuis yang mendirikan Waterstudio, sebuah perusahan arsitektur dari Belanda, memfokuskan dirinya untuk pembuatan rumah apung yang bisa bertahan di tengah luapan air yang mengenang. Sebuah rumah percontohan yang terdiri dari 1.200 rumah sedang dalam proses pembangunan di Naaldwijk, dekat Rotterdam.
Bahkan Koen Olthuis juga telah didaulat untuk membangun mesjid apung di Dubai. Direncanakan tahun 2010 akan mulai dibangun.
Ide dari para ilmuwan ini memang inovatif dan membawa kesegaran baru bagi dunia arsitektur. Namun, se-kreatif apapun ide para ilmuwan, bila kita sebagai penduduk bumi bersikap tidak peduli terhadap lingkungan, bumi akan rusak semakin parah.
0 komentar:
Posting Komentar