Pages

Jumat, Desember 17

Putus di Facebook? Tetap Sakit Hati!

Walau sudah ada Facebook atau ponsel, ternyata menyatakan putus secara langsung tetap dianggap yang paling ideal bagi pasangan kekasih. Setidaknya demikianlah menurut studi yang dilakukan terhadap sejumlah mahasiswa dan kaum dewasa usia tengah baya.
Studi yang dikemukakan di buku berjudul “The Breakup 2.0: Disconnecting over New Media” (Cornell University Press, July 2010) tersebut menekankan bahwa etika dalam relasi pasangan kekasih ternyata amsih menempati urutan atas walau komunikasi sudah banyak mengandalkan media-media baru.
“Saya sangat tertarik dengan fakta bahwa di antara semua kemajuan teknologi untuk saling terkoneksi antar manusia ini, orang masih memikirkan bagaimana memutuskan hubungan,” komentar Ilana Gershon, asisten profesor komunikasi dan budaya di Indiana University , Bloomington.
Jejaring sosial dan teknologi bergerak telah membawa lompatan jauh dari awal teknologi email. Gershon melakukan studi terhadap 67 orang relawan yang terdiri dari mahasiswa yang diinterviu mengenai pengalaman mereka berkomunikasi melalui email, dan beberapa lagi orang dewasa berusia antara 30-50 tahun.
Hasilnya mereflekasikan penggunaan email yang berbeda antar generasi. Untuk mahasiswa, email berarti adalah komunikasi panjang dengan profesornya, bos, orang tua, atau teman jarak jauh. Sebagian besar mahasiswa lebih suka SMS, menelepon, atau menggunakan pesan instan atau chatting untuk berbicara dengan teman-temannya.
Gesrhon juga menemukan bahwa SMS ternyata dianggap sebagai bentuk hubungan yang jauh lebih intim dibanding menelepon. Pesan instan seperti Yahoo Messenger dipandang sebagai bentuk komunikasi akrab dimana mereka bisa saling berbagi banyak komunikasi.
Namun ada yang beranggapan bahwa walaupun komunikasi intens melalui online dilakukan, tetap saja untuk sepasang kekasih diperlukan temu muka secara langsung, sebab akan jauh lebih membantu dengan adanya suara, ekspresi, dan bahasa tubuh.
Kebanyakan mahasiswa mengaku bahwa setelah putus dari pacarnya mereka masih suka “mengintai” apa yang dilakukan si mantan melalui Facebook.
Lalu bagaimana dengan status relasi para pasangan di Facebook? Gershon juga menanyai mereka mengenai etika yang layak dalam mengubah status relasi di situs pertemanan tersebut ketika pasangan kekasih ada yang putus. Misalnya dari “in a relationship” ke “single.” Menurut seorang wanita relawan, perubahan itu akan membuatnya sedih dan kecewa, sebab seluruh jaringan pertemanannya mengetahui kasus putus cintanya.
Jadi ia merasa bahwa mengumumkan putusnya sebuah hubungan tidak selalu berdampak baik di dunia maya. Akan lebih baik jika kabar soal putusnya hubungan diketahui secara offline. Dan tentu lebih ideal lagi jika pemberitahuan soal putus itu disampaikan langsung, bukan melalui email atau bahkan Facebook. Namun sejauh ini belum ada aturan atau etika kasat mata yang mengaturna.
Etika ini agak kontras dengan email untuk kepentingan bisnis, dimana semua bersifat tertutup dan dibatasi etika bisnis.
Gershon berpesan pada semua pasangan kekasih untuk mengubah password yang pernah di-share bersama saat mereka putus. Ini penting untuk menjaga kejadian yang tak diinginkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Street Art Copyright by welcome......!!!!!!!!!! | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowtoTricks