3- Maqam Ibrahim

 
Makam Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim as sebagaimana banyak orang berpendapat. Maqam dalam bahasa Arab artinya tempat berdiri. Makam Ibrahim adalah tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat membangun kembali Ka’bah. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak di sebelah timur Ka’bah. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan oleh Allah dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu Nabi Ibrahim berdiri di saat beliau meninggikan bangunan Ka’bah dari pondasinya. Nabi Ismail as membantu meletakkannya agar Nabi Ibrahim as dapat naik lebih tinggi di atas batu tersebut. Dan tempat pijakan dua kaki nabi Ibrahim itu dengan seizin Allah berbekas di atas batu tersebut dan masih tetap ada sampai sekarang. Abu Thalib pernah berkata dalam satu qasidahnya yang berkaitan dengan Makam Ibrahim: Artinya, ” Pijakan Ibrahim tercetak di atas batu dengan jelas membentuk dua telapak kakinya yang telanjang tidak beralas”.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa bangunan Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as tidak tinggi, bisa dijangkau oleh seseorang untuk naik ke atasnya dengan mudah, kurang lebih setinggi sembilan hasta. Ketika bangsa Quraisy membangun Ka’bah, mereka menambahnya menjadi delapan belas hasta. Abdullah bin Zubair menambahnya kembali menjadi dua puluh tujuh hasta dan setinggi itulah Ka’bah sekarang ini.
Tataka Islam datang, Allah menganjurkan untuk solat di belakang maqam Ibrahim seperti firman Allah:
وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَآ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

”Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud” (al-Baqarah:125).

Letak batu maqam Ibrahim dahulu menempel dengan dinding Ka’bah, kemudian pada zaman Umar bin Khatab r.a. dipindahkan ke belakang sehingga orang-orang yang salat di dekatnya tidak terganggu oleh arus orang-orang yang sedang thawaf. Perbuatan Umar bin Khattab ra tidak dibantah oleh para sahabat Nabi saw dan orang orang yang setelahnya, ini menunjukan terjadinya Ijma’.
Demikian seterusnya Makam Ibrahim sangat terpelihara dan bertahan beribu-ribu tahun, kurang lebih sudah berusia sekitar 5.000 tahun. Dan sekarang ini sudah ditutup dengan kaca berbentuk kubbah kecil. Ukuran jejak kaki Ibrahim tidak besar, kurang lebih sama dengan ukuran kaki manusia saat ini. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat orang yang ingin sholat di  belakang Makam Ibrahim usai melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah 7 kali. Abdullah bin Zubair ra pernah berkata: “Sungguh, aku tidak pernah melihat sesuatu yang mirip seperti miripnya telapak kaki Rasulallah saw dengan telapak kaki Ibrahim yang kami lihat di maqam”.