Pages

Sabtu, Januari 8

Mimpi-mimpi Ayah Seorang Barack Obama

6409_1230278838267_1267988504_30663998_5587964_nJudul : Dreams From My Father – Pergulatan Hidup Obama
Penulis : Barack Obama
Penerjemah : Miftahul Janah, dkk
Penerbit : Mizan Pustaka
Cetakan : I, Mei 2009
Tebal : 493 hlm

Netsains.Com – Jalan menuju kedutaan terhambat oleh kemacetan: mobil, motor, becak roda tiga, bus, dan opelet yang diisi dua kali dari kapasitasnya, iring-iringan roda dan kaki manusia yang berjuang mendapatkan tempat di tengah panas pada suatu siang. Kami maju beberapa meter, berhenti, mendapat celah, dan berhenti kembali. Sopir taksi kami mengusir sekelompok anak yang menjajakan permen dan rokok, kemudian taksi hamper-hampir mengenai motor skuter yang membawa seluruh keluarga di belakang-ayah, ibu, putra, dan putrinya, semuanya ikut miring saat motor itu berbelok, mulut mereka terbungkus saputangan untuk mengurangi efek gas buangan, sebuah keluarga yang melanggar peraturan. (Hal 50).

Itulah salah satu kenangan Barack Obama saat pertama kali datang ke Indonesia. Dalam buku dengan judul Dreams From My Father inilah satu-satunya buku yang ditulis Obama sendiri yang mengisahkan kehidupannya di Indonesia. Menuturkan secara lengkap masa-masa awal kehidupannya. Dipaparkannya masa kecilnya di Hawaii. Kehidupannya di Jakarta bersama ayah tirinya, Lolo Soetoro, dan pengalamannya mengejar layang-layang bersama anak-anak kampung. Masa kuliahnya yang penuh gejolak dan awal ia terjun menjadi aktivis social di Chicago. Juga bagaimana ia melakukan perjalanan untuk mencari akar budayanya di Afrika, di tengah-tengah kerabatnya yang muslim.
Buku yang ditulis oleh Barack Obama di publikasikan pertama kali tahun 1995 ini, dibagi dalam tiga Bagian. Selain ada Pendahuluan dan Epilog. Bagian satu yaitu Asal-usul, Bagian dua : Chicago, dan bagian tiga : Kenya. Pada bagian satu akan kita dapatkan sejarah asal usul keluarga obama juga tentang kesan obama terhadap Indonesia. Pada bagian dua kita akan belajar bagaimana kegigihan obama saat menjadi aktivis social di Chicago. Dan bagian terakhir yaitu Kenya, kita serasa di ajak berpetualang ke keindahan salah satu Negara di benua Afrika, yaitu Kenya. Juga pertemuan yang mengharukan antara Obama dan keluarga besar ayahnya.
Barack Husein Obama II, yang lahir 4 agustus 1961 menulis dalam bukunya di bagian satu banyak kenangan tentang Indonesia. Kami tinggal di Indonesia selama tiga tahun waktu itu,antara 1968 sampai 1971. sebagai hasil dari pernikahan ibuku dengan seorang berkebangsaan Indonesia bernama Lolo, mahasiswa yang ditemui ibuku di Universitas Hawaii. Nama lelaki itu berarti “gila” dalam bahasa Hawaii, yang membuat kakek selalu tertawa geli. Namun, arti nama tersebut tidak sesuai untuk lelaki itu, karena Lolo memiliki tingkah laku yang baik dan lembut terhadap orang lain. (Hal 53)
Dan juga pendapatnya tentang keadaan Negara Indonesia waktu itu, sebagai contoh adalah bagaimana mengatasi para pengemis, mereka tampaknya ada di mana-mana, sebuah galeri orang-orang sakit—lelaki, perempuan, anak-anak menggunakan sobekan kain yang berselimutkan debu, beberapa pengemis tidak berlengan, lainnya tanpa kaki, korban-korban penyakit kudis atau polio atau lepra yang berjalan dengan tangan mereka atau meluncur di trotoar yang padat dengan menggunakan gerobak yang dibuat sembarangan, kaki-kaki mereka terlipat di belakang bagai manusia karet. (Hal 61). Dari sini bisa kita lihat bahwa sejak masih kecil Obama sudah mempunyai perhatian yang besar terhadap tragedy kemanusiaan yang melanda sebuah negeri.
Menarik untuk mengetahui peran ibu kandungnya sebagaimana mayoritas di Amarika sangat mempedulikan pendidikan dan masa depan anaknya. Dikisahkan bahwa selama di Indonesia, selama lima hari dalam seminggu, dia datang ke kamarku pada pukul empat dini hari, memaksaku menyantap sarapan, dan melanjutkannya dengan mengajariku pelajaran bahasa inggris selama tiga jam sebelum pergi sekolah, agar Barry (nama kecil Obama) dapat menyesuaikan dengan pelajaran di sekolah Amerika jika kelak mereka kembali ke Amerika. Dan sebagaimana kegemaran anak-anak, Seperti kebanyakan anak-anak Jakarta lainnya, Barry melewatinya dengan bersekolah, lalu bermain sepanjang siang hingga malam, menerbangkan layang-layang, menangkap jangkrik, bersama anak petani, nelayan, hingga anak birokrat rendahan.
Di bagian kedua buku ini, dikisahkan oleh Obama mulai dari proses pencarian identitas diri di tengah rasialisme yang kuat di amerika pada masa-masa itu. Bagaimana ia pernah menenggelamkan diri dalam pengaruh alcohol dan ganja. Dan berkat jasa besar ibunya yang penuh kasih sayang untuk mendorong Obama agar tekun dalam belajar, maka obama berhasil melawati masa-masa pencarian identitas dan berhasil menyelesaikan kuliahnya di Columbia University dan bekerja pada Business International Corporation dan New York Public Interest Research Group. Sebelum memutuskan untuk menjadi aktivis penggalangan masyarakat (Community Organizer). Dan inilah awal yang bisa disebut sebagai awal karier politik Barrack obama.
Sebuah awal yang sulit sebagaimana ditulis oleh Obama : Dalam enam bulan, aku kehabisan uang, menganggur, memakan sup kalengan. Demi mencari inspirasi, aku datang untuk mendengarkan ceramah Kwame Toure, alias Stokely Carmichael, orang terkenal dari SNCC dan Black Powder. Di jalan masuk menuju auditorium, dua perempuan satu berkulit hitam, satu orang asia, menjual buku-buku marxis dan berdebat tentang peranan Trotsky dalam sejarah. (Hal 174).
Dan setelah setelah bertemu dengan Marty kaufman, seorang Yahudi yang sedang mendirikan sebuah gerakan penggalangan di Chicago, maka Barack Obama mulai bekerja dengannya. Di sini Obama mulai mengelaborasi akar permasalahan yang dialami oleh masyarakat miskin terutama dari para warga kulit hitam. Ia bekerja dengan tekun dan tak kenal lelah untuk mendatangi rumah warga satu-persatu untuk mendengar keluhan-keluahan mereka mulai dari selokan mampat, ledeng air tak menetes, membuka lowongan pekerjaan .
Dari sinilah Barack Obama ditempa menjadi seorang aktivis yang harus sabar, telaten, menekan ego-nya, dan juga menomor duakan kehidupan pribadinya, dan berakhir saat Obama diterima sebagai mahasiswa di Harvard Law School.
Pada bagian ketiga, dikisahkan perjalanan Obama ke Kenya – Afika sebelum ia masuk kuliah di Harvard. Dalam Perjalanannya Obama bertemu dengan adik-adik tirinya dan neneknya. Melalui mereka Obama bisa mengetahui secara detail tentang sejarah keluarga besarnya. Bagaimana latar belakang budaya dan sifat dari garis keturunan ayahnya, selain tentunya mengenal lebih dalam tentang silsilah keluarga besar ayahnya. Hal yang menambah semangat juangnya adalah bagaimana ayahnya yang berasal dari Negara miskin Kenya bisa berhasil sampai bersekolah di Harvard. Dan juga dengan melakukan perjalanan ke Kenya, Obama akan tahu apa mimpi-mimpi ayahnya yang belum terwujud.
Memang seperti yang di akui Barrack Obama, ada bahaya yang melekat dalam buku autobiografi, godaan untuk mewarnai peristiwa dengan cara yang menyenangkan penulisnya sendiri, kecenderungan untuk terlalu tinggi memandang pengalaman-pengalaman dirinya di bandingkan pengalaman orang lain, dan kesengajaan menghilangkan kenangan tertentu. Tapi secara keseluruhan buku ini menurut saya memang menarik untuk di baca dan sangat Inspiratif. Bagaimana dalam Pergulatan hidup ini kita harus selalu memperjuangkan impian , angan, harapan, cita-cita untuk menjadi seorang yang Sukses. Tidak hanya dalam pengertian sukses dalam hal materi dan kedudukan politik atau jabatan. Tetapi Sukses dalam pengertian dalam keterbatasan yang kita miliki kita bisa bermanfaat bagi masyarakat dan kemanusiaan. Dengan selalu mengutamakan Toleransi.
Selain itu menurut saya dengan gaya bertutur Obama yang sering menyelipkan kalimat-kalimat puitis dan juga alur yang mengalir membuat buku ini enak untuk di baca dan juga penuh dengan makna yang kontemplatif. Juga kegemaran Barack Obama dalam membaca dan menulis hingga banyak referensi yang dia miliki turut mewarnai begitu kayanya istilah dan idiom yang ada.
Tidak salah kiranya nobelis sastra Toni Morison memuji buku ini dengan mengatakan bahwa buku ini adalah ” Buku yang luar biasa dan unik”.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Street Art Copyright by welcome......!!!!!!!!!! | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowtoTricks